Kamis, 27 September 2012

Sejarah Bahasa Indonesia


Negara Indonesia memiliki beragam bahasa di setiap masing masing wilayah dibagian Indonesia. Akan tetapi awal dari Bahasa Indonesia sendiripun adalah bahasa melayu, karena dari bahasa tersebutlah yang berubah menjadi bahasa pemersatu ( Bahasa Indonesia ). Meskipun bahasa melayu yang menciptakan Bahasa Indonesia, tetapi bahasa melayu tersebut tidak bisa dikatan sebagai bahasa nasional. 


Meskipun bahasa melayu adalah awal yang besar bagi perkembangan Bahasa Indonesia sendiri itu juga belum menyempurnakan bahasa tersebut, maka dari itu bahasa sansekerta  ikut serta dalam pengembangan bahasa pemersatu. Mungkin dalam percakapan keseharian kita kurang untuk menimbulkan bahasa sansakerta tersebut. Akan tetapi bahasa tersebut digunakan untuk nama orang atau hal hal yang sifatnya resmi, seperti Pancasila, Dasadharma, dan lain lain.


Setelah sekian lama bahasa melayu dan bahasa sansakerta hadir kepada Indonesia untuk menciptakan bahasa pemersatu, maka pada tanggal 28 Oktober 1928 telah muncul pernyataan resmi bahwa bahasa resmi Negara Indonesia adalah Bahasa Indonesia. Namum saat itu keberadaan Negara Indonesia masih dalam penjajahan, maka peresmian bahasa tersebut bukanlah secara hokum, melainkan secara kultural. Meskipun pada masa itu orang-orang masih terpecah belah suku dan daerah masing-masing.


Setelah kemerdekaan Indonesia 1945 muncul-lah UUD 1945 bab XV pasal 36 bahwa bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia. Landasan tersebut menjadi legalitas formal bagi Bahasa Indonesia untuk digunakan dalam percakapan maupun kegiatan pemerintahan Indonesia. Landasan hukum ini juga menjadi anjuran secara tertulis bagi seluruh warga Indonesia agar memaksimalkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa percakapan sehari-hari.




Bahasa Sebagai Jati Diri



Di zaman sekarang ( era globalisasi ) di mana sudah banyak perkembangan teknologi dan bahasa bahasa dalam suatu Negara.  Dalam era seperti ini juga bangsa kita ya itu bangsa Indonesia ikut ambil serta dalam pengembangan bahasa, untuk menstabilkan atau mempertahankan bahasa di tengah-tengah pergaulan dunia atau luar negeri.  Untuk itu,  kita ( warga Indonesia ) seharusnya lebih mengenali Negara kita yang berasal dari bahasa.  Karena bahasa adalah salah satu jati diri suatu Negara.
Sekarang sudah banyak kebudyaan yang jarang dibanggakan dengan menggunakan bahasa Indonesia tersebut meskipun itu adalah bahasa resmi dalam Negara kita ( Indonesia ), hal tersebut akan menuntut opini yang akan berkembang untuk membuat suatu guncangan baru dalam pemahaman arti itu sendiri. Padahal, dalam prosesnya Bahasa Indonesia adalah salah satu jembatan menuju kemerdekaan negara ini pada zaman dahulu. Hasil kesepakatan bersama bahwa bahasa ini akan menjadi bahasa yang nantinya mampu menyatukan berbagai dan bermacam-macam kebudayaan menjadi satu kesatuan yang utuh, mempunyai makna sebagai bangsa yang satu, seperti seruan Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu jua

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi sejak resminya sumpah pemuda tahun 1928 lalu, walaupun keberadaannya saat ini mulai menjadi embun semata apabila disaat terik tiba ia perlahan menghilang atau luntur. Bahasa Indonesia memang bukan bahasa gaul atau bahasa yang dianggap mudah dipahami, juga bukan bahasa yang dijadikan Bahasa Internasional. Namun itu merupakan bahasa yang seharusnya dihargai oleh siapa yang berada dilingkupnya. Mulai dari anak kecil sampai usia lanjut, Bahasa Indonesia adalah sarana komunikasi sejak dahulu kala. Mungkin memang, ada Bahasa Indonesia yang tidak sesuai atau dalam kata lain dalam pemakaiannya berbeda dengan kata baku yang benar seperti diterangkan dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), dan biasanya digunakan oleh anak muda sebagai bahasa yang santai misalnya loe, gue, nggak, dan seterusnya.

            Namun dengan sudah banyaknya Orang Indonesia memakai bahasa santai kemungkinan besar anak-anak yang nantinya akan lahir dengan sebutan Warga Negara Indonesia  ( WNI ) akan melupakan bahasa Indonesia yang baku sebab di pada tahun ini –pun sudah nampak jelas banyak anak anak yang sering menggunakan bahasa santai baik ke sesame atau-pun ke yang lebih muda dan tua.